Rabu, 24 September 2014

Sejarah singkat, objek wisata, dan makanan khas Kabupaten Berau

Sejarah singkat Kabupaten Berau
Kab. Berau berasal dari Kesultanan Berau yang didirikan sekitar abad ke-14. Menurut sejarah Berau, Raja pertama yang memerintah bernama Baddit Dipattung dengan gelar Aji Raden Surya Nata Kesuma dan Isterinya bernama Baddit Kurindandengan gelar Aji Permaisuri. Pusat pemerintahan kerajaan pada awalnya berkedudukan di Sungai Lati (sekarang menjadi lokasi pertambangan Batu Bara PT. Berau Coal).
Aji Raden Suryanata Kesuma menjalankan masa pemerintahannya tahun 14001432 dengan adil dan bijaksana, sehingga kesejahteraan rakyatnya meningkat. Pada masa itu dia berhasil menyatukan wilayah pemukiman masyarakat Berau yang disebut Banua, yaitu Banua MerancangBanua PantaiBanua KuranBanua Rantau Buyut dan Banua Rantau Sewakung.
Di samping kewibawaannya, kedudukan Aji Raden Suryanata Kesuma juga sangat berpengaruh, menjadikan dia disegani lawan maupun kawan. Untuk mengenang jasa Raja Berau yang pertama ini, Pemerintah telah mengabdikannya sebagai nama Korem 091 Aji Raden Surya Nata Kesuma yang Rayon Militer Kodam VI/TPR.
Setelah beliau wafat, Pemerintahan Kesultanan Berau dilanjutkan oleh putranya dan selanjutnya secara turun temurun keturunannya memerintah sampai pada sekitar abad ke-17. Kemudian awal sekitar abad XVIII datanglah penjajah Belanda memasuki kerajaan Berau dengan berkedok sebagai pedagang (VOC). Namun kegiatan itu dilakukan dengan politik De Vide Et Impera (politik adu domba). Kelicikan Belanda berhasil memecah belah Kerajaan Berau, sehingga kerajaan terpecah menjadi 2 Kesultanan yaitu Kesultanan Sambaliung dan Kesultanan Gunung Tabur.
Pada saat bersamaan masuk pula ajaran agama Islam ke Berau yang dibawa oleh Imam Sambuayan dengan pusat penyebarannya di sekitar Sukan. Sultan pertama di Kesultanan Sambaliung adalah Raja Alam yang bergelar Alimuddin (18001852). Raja Alam terkenal pimpinan yang gigih menentang penjajah belanda. Raja Alam pernah ditawan dan diasingkan ke Makassar (dahulu Ujung Pandang). Untuk mengenang jiwa Patriot Raja Alam namanya diabadikan menjadi Batalyon 613 Raja Alam yang berkedudukan di Kota Tarakan.
Sedangkan Kesultanan Gunung Tabur sebagai Sultan pertamanya adalah Sultan Muhammad Zainal Abidin (18001833), keturunannya meneruskan pemerintahan hingga kepada Sultan Achmad Maulana Chalifatullah Djalaluddin (wafat 15 April1951) dan Sultan terakhir adalah Aji Raden Muhammad Ayub (19511960). Kemudian wilayah kesultanan tersebut menjadi bagian dari Kabupaten Berau.
Sultan Muhammad Amminuddin menjadi Kepala Daerah Istimewa Berau. Beliau memerintah sampai dengan adanya peraturan peralihan dari Daerah Istimewa menjadi Kabupaten Dati II Berau, yaitu Undang-undang Darurat tahun 1953 Tanggal terbitnya Undang-undang tersebut dijadikan sebagai Hari jadi Kabupaten Berau. Dengan diterbitkannya Undang-undang No. 27 tahun 1959, Daerah Istimewa Berau berubah menjadi kabupaten Dati II Berau dan Tanjung Redeb sebagai Ibukotanya, dengan Sultan Aji Raden Muhammad Ayub (1960–1964) menjadi Bupati Kepala Daerah Tingkat II Berau yang pertama.
Penetapan Kota Tanjung Redeb sebagai pusat pemerintahan Dati II Kabupaten Berau adalah untuk mengenang pemerintahan Kerajaan (Kesultanan) di Berau. Di mana pada tahun 1810 Sultan Alimuddin (Raja Alam) memindahkan pusat pemerintahannya ke Kampung Gayamyang sekarang dikenal dengan nama Kampung Bugis. Perpindahan ke Kampung Bugis pada tanggal 25 September tahun 1810 itu menjadi cikal bakal berdirinya kota Tanjung Redeb, yaitu kemudian dibadikan sebagai Hari jadi Kota Tanjung Redeb sebagaimana diterapkan dalam Perda No. 3 tanggal 2 April 1992.

Kabupaten Berau terkenal dengan banyak objek wisata yang sedang ramai dikalangan para turis. Objek wisata tersebut seperti :

  • Masjid Agung Baitul Hikmah di Kota Tanjung Redeb

Makanan khas Berau

Masakan khas suku benua dikabupaten berau yang akan disajikan dalam laporan ini terdiri atas kue,sayuran dan masakan lainnya yaitu:

KUE
Umumnya ke-kue yang menjadi maknan khas suku benua memiliki kesamaan kue dari suku lain hanya berbeda nama. Misalnya dippa yang selalu menyertai acara arwahan di daerah lain disebut mendut atau kue bugis. Bahan, proses pengolahan dan bentuk sama tetapi berbeda nama pada suku lainnya. Demikian juga tumpi dalam bahasa Indonesia disebut cucur terkenal sebagai jajanan pasar tetapi pada suku benua menjadi kue wajib pada acara arwahan bersamaan dengan dippa dan gugus(lemper).

Beberapa kue yang isajikan berikut merupakan kue tradisional yang masih bisa kita temui di kabupaten berau terutama digunung tabur dan daerah pedesaan lainnya:

1. Talinga sagayi:
Dari arti bahasa talinga sagayi berarti kuping dayak (yang panjang) bahan dasar kue ini mirip dengan kue cincin yang banyak dijual dipasar tetapi bentuknya seperti angka delapan. Kue ini terbuat dari tepung dan gula merah diaduk dan proses memasaknya digoreng.
2. Rangai:
Rangai berbahan dasar beras ketan disangrai baru dihaluskan dengan cara digiling, dita,bah gula dan kelapa parut. Setelah diaduk dicetak dengan cetakan khusus dibakar diopen dengan api sedang.
3. Satu:
Satu berbahan dasar beras ketan yang disangrai dihaluskan lebih halus dari bahan rangai dicampur gula tetapi tidak menggunakan kelapa dicetak sama dengan rangai dan dibakar sampai matang.
4. Satu kacang:
Satu kacang berbahan baku kacang hijau yang disangrai dihaluskan dengan cara digiling, dicampur gula, dicetak dan dibakar seperti satu dari beras ketan.
5. Kajajanga:
Kajajanga juga merupakan kue tradisional suku banua yang terbuat dari tepung dibentuk dan digoreng,setelah matang didingankan baru dimasukan kedalam gula putih yang dicairkan dengan air (dalm bahasa berau disebut dilua)sampai kental.

Ikan-sayur
Masakan khas seperti lauk pauk ummnya dimasak tidak menggunakan minyak melainkan direbus, dipindang, sayur,dibakar dan lainnya. Diantaranya masakan tersebt adalah:
1. Udang singgang:
Udang singgang adalah masakan khas yang menjadi lauk kegemaran dizaman dulu. Memasaknya cukup sederhana yaitu udang sungai direbus diberi garam dan tidak menggunakan bumbu lain karena udang sungai yang ada diperairan berau sudah gurih dan lezat sehingga hanya direbus denga sedikit air saja sudah lezat untuk dijadikan lauk.
2. Udang jarrang assam:
Selain di singgang masyarakat banua juga gemar menbuat sayur asam undag yang disebut udang jarrang assam. Cara menbuatnya udang direbus dan diiris bawang merah, serai, asam kandis/asam jawa dan sedikit garam.
3. Tumpi udang:
Tumpi udang biasanya dijadikan hidangan acara arwahan  atau persiapan perkawinan karena banyak tamu dan keluarga  yang diberimakan maka tumpi selau dijadikan salah satu lauk. Tumpi terdiri atas kepal undang ditumbuk dengan parutan kelapa diberi bumbu bawang merah, bawang putih dan kunyit. Setelh ditumbuk dibentuk bulat dan gepeng baru digoreng
4. Pindang mannung:
Pindang adalah makanan khas suku benua dan ikan yang sering dipindang adalah ikan menangis dalam bahasa beraunya disebut mannung. Pindang juga tidak menggunakan bunbu dan hanya sederhana yaitu garam, asam dan terasi dicampur dengan ikan yang sudah dibersihkan dibiarkan mendidih dengan api kecil sampai airnya sat dan rasanya lezat.
5. Lawar pakis:    
Lawar pakis juga merupakan sayuran yang sering dijadikan lauk masyarakat. Lawar pakis tediri atas sayran pakis  direbus masak ditiriskan dicampur dengan kelapa parut diberi bumbu garam, cabe diulek diberi perasan jeruk disangrai sebentar baru diaduk dengan pakis yang sudah direbus.

Selain masakan diatas masakan khas lainnya adalah:

- Umbut/rebung disayur santan
- Singkil disayur bening atau sayur santan

Rutun sejenis tanaman diair berduri lunak disayur bening/santan.

source : http:://wikipedia.com , http://lcrespo1.blogspot.com/2012/10/masakan-khas-kabupaten-berau.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar